PONTIANAK – Pemerintah Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) menghentikan sementara pembelajaran tatap muka (PTM) secara terbatas.
Hal tersebut lantaran sebanyak 12 kecamatan di Sintang terendam banjir.
Pelaksana Harian (Plh) Bupati Sintang Yosepha Hasnah mengatakan, penghentian belajar mengajar tatap muka khusus sekolah yang bangunannya terdampak banjir saja.
“Pembelajaran tatap muka berhenti sementara hingga banjir surut dan pihak sekolah menganggap kegiatan belajar mengajar bisa aktif kembali,” kata Yosepha dalam keterangan tertulisnya, Selasa (26/10/2021).
Sebagai informasi, keputusan tersebut tertuang dalam Surat Bupati Sintang Nomor: 420/4947/Disdikbud.A2 tertanggal 25 Oktober 2021. Surat ditujukan kepada seluruh kepala sekolah setempat.
Yosepha mengimbau agar para kepala sekolah dan guru mewaspadai bahaya banjir dengan mengamankan aset-aset sekolah di titik paling aman.
“Bagi sekolah yang terendam banjir, dihimbau agar kepala sekolah segera membuat laporan tertulis kepada Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Sintang,” terang Yosepha.
Baca Juga Muncul Klaster Sekolah, Bakal Ada Tes Covid-19 Acak untuk Siswa dan Guru di DIY
Menurut berita sebelumnya, sebanyak 12 kecamatan di Kabupaten Sintang, Kalimantan Barat (Kalbar) terendam banjir. Ketinggian air mencapai hingga dua meter.
Kepala Bidang Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sintang Sugianto mengatakan, bahwa banjir karena hujan deras yang terjadi terus menerus sejak sepekan terakhir.
Akibat hujan tersebut, terang Sugianto, debit air Sungai Melawi dan Sungai Kapuas terus mengalamiu peningkatan.
“Sampai saat ini, 12 dari 14 kecamatan di Sintang terendam banjir dengan ketinggian 1,5 sampai dua meter,” kata Sugianto, Selasa (26/10/2021).
Tidak menutup kemungkinan, lanjut Sugianto, apabila intensitas hujan masih tinggi maka ketinggian air akan terus bertambah dan banjir semakin parah.
“Sehingga wilayah yang terdampak banjir akan semakin meluas hingga dapat melumpuhkan aktifitas warga masyarakat,” ungkap Sugianto.
Sugianto juga menjelaskan, bahwa telah berusaha melakukan langkah-langkah penanganan banjir. Mulai dari mendirikan posko untuk menerima laporan warga hingga berkoordinasi dengan sejumlah instansi terkait dengan kebutuhan makanan dan obat-obatan masyarakat yang terdampak banjir.
“Saya juga sedang berusaha menyiapkan pengusulan bantuan kepada Pemerintah Provinsi Kalbar,” terang Sugianto.